Jumat, 23 September 2011

Pendidikan bukanlah sebuah pelecehan/permainan ??

Dimana Nurani Mu  ??


Pendidikan adalah harkat dan martabat hidup anak adat/gard intelektual muda/masyarakat teluk Bintuni. Pendidikan adalah sebuah budaya yang sehat yang akan mengarahkan anak/generasi teluk menuju kepribadian yang berbudaya secara sehat. Untuk itu pendidikan harus merupakan sebuah budaya yang dapat diekspresikan di kalangan elit-elit daerah/anak adat di kawasan teluk Bintuni, dimana pendidikan adalah proses pembelajaran/kaderisasi, proses panutan yang akan berkelanjutan serta harus dijunjung tinggi dari generasi ke generasi. Pendidikan bukanlah sebuah proses budaya politik yang memecah belah kesatuan anak adat generasi teluk Bintuni. Lebih-lebih pendidikan bukanlah sebuah pelecehan harkat dan martabat yang akan mengakibatkan “punahnya” anak/generasi teluk. Pendidikan adalah budaya pemersatu/kebersamaan kekuatan anak adat dalam menjawab tantangan/persoalan daerah kearah yang lebih baik. Untuk menjawab arti pentingnya pendidikan bagi generasi/masyarakat teluk, maka patutlah kita mensyukuri kharakteristik 7 suku dikawasan teluk ini yang telah dianugerahi oleh Sang Pencipta bagi kita yang mana karakteristik 7 suku ini “unik serta saling melengkapi” maka terciptalah sebuah pendidikan yang berbudaya bagi generasi/masyarakat teluk bintuni.

Sikap, tutur kata dari nurani yang jujur merupakan bagian pelayanan yang tak terpisahkan dari sebuah proses pendidikan. Sebagai kader/generasi teluk Bintuni kami bangga belajar mencontohi apa/menjadi panutan dalam mengembangkan budaya pendidikan dengan pola/desain lokal menuju sistem pendidikan yang sehat tanpa dipengaruhi oleh sistem apapun juga karna pendidikan bagi kami adalah nafas hidup generasi teluk yang berbudaya dan bermartabat untuk menghantarkan anak bangsa ke hidup yang lebih sejahtera.


==dikisahkan oleh Mo Tarofa==

Kalo Bukan Kitorang Siapa Lagi ..........................??

Kalo Bukan Sekarang Kapan Lagi ..........??


Berbicara masalah pendidikan hanya bisa hadir dari sebuah “kepedulian nurani”. Dengan hati yang peduli maka setiap  siapapun orangnya akan mengekspresikan pelayanan/perhatian pendidikan itu dengan ikhlas tanpa ada rasa tertekan unsur-unsur/paksaan, ibarat pohon yang sedang bertumbuh memerlukan sebuah perhatian, dimana pohon tersebut ditanam dan harus dirawat mulai dari disiram, diberi pupuk serta dirawat pertumbuhannya agar bisa berhasil baik untuk dipanen/dirasakan manfaatnya oleh siapapun juga. Sama halnya dengan pendidikan. Pendidikan itu adalah hak setiap anak bangsa dimana pendidikan itu telah ada sejak jaman dahulu nenek moyang kita. Tinggal bagaimana pendidikan ini harus fasilitasi maupun disikapi oleh PEMDA maupun setiap pribadi  dengan sikap hati yang peka dan peduli untuk merespon setiap ketertinggalan generasi/masyarakat kabupaten Teluk Bintuni kearah yang lebih baik dan sempurna. 


Saya bangga menjadi anak Teluk Bintuni yang lahir dan dibesarkan dari salah satu suku di daerah teluk Bintuni yakni suku Irorutu. Sayapun bangga memiliki alam dan hasil bumi yang kaya raya di kawasan teluk magrove ini. 

Sayapun optimis bahwa apa yang perlu dirgukan lagi dengan permasalahan pendidikan ........................ ?? Wilayah alam Bintuni cukup menjamin ................ ?? Generasi/masyarakat punya niat/upaya untuk berkembang/mengenyam pendidikan yang layak dan benar. Otsuspun menjamin kebebasan kita untuk mengekpresikan/menata pendidikan sesuai kebutuhan lokal, ............... kenapa tidak diresponi dengan baik dan benar sejak dini .................  ??  Kurasa banyak cara dan solusi yang bisa dilakukan, mengapa tidak ........... ??  Tak ada kata terlambat walaupun beberapa pulau telah terlewati dalam menggayung/menggapai sebuah pendidikan yang serius bagi anak negeri/masyarakat teluk kali kabur ini. Adakah niat yang jujur dari setiap nurani untuk menggapainya ............. ?? Marilah kita mulai belajar dari sebuah kejujuran dan kepedulian dalam menyikapi betapa pentingnya arti pendidikan bagi setiap anak bangsa di teluk tercinta ini.


==dikisahkan oleh Mo Tarofa==

Rabu, 21 September 2011

Realitas Pendidikan Kawasan Teluk Bintuni Papua Barat

“Pendidikan Bintuni dengan beribu Persoalan, Tantangan”



Sebagai anak Teluk Bintuni, aku bersyukur buat Sang Pencipta karena aku bisa lahir dan dibesarkan di teluk tercinta “Teluk Bintuni”, teluk fatamorgana yang menyimpan beribu keunikan harta di balik lumpur magrove serta air dan kali yang terkenal kabur. Aku bangga dengan hadirnya sebuah kabupaten baru di teluk Bintuni Papua Barat  yang yang dimekarkan bersamaan dengan kabupaten tetangga lainnya di provinsi Papua Barat sejak hadirnya OTSUS bagi orang Papua. Dulunya sebelum Bintuni dimekarkan menjadi ibu kota kabupaten daerah ini dikenal sebagai wilayah kecamatan/distrik. Dengan hadirnya kabupaten Teluk Bintuni, maka  hadir pula berbagai  aktivitas kegiatan pemeritahan di teluk tercinta “Teluk Bintuni” yang salah satu diantaranya yaitu pendidikan & kesehatan. Dua bidang ini merupakan program prioritas  PEMDA Teluk Bintuni dalam mensejaterahkan generasi maupun masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan madani. Aku bersyukur dan bangga. Walaupun dulu masih berstatus distrik perhatian-perhatian di bidang pendidikan itu telah ada walau tidak sebanding status ibu kota kabupaten saat ini.  Lebih dari itu pula aku bersyukur dan bangga karena sejak beberapa abad silam pendidikan sudah dilahirkan oleh nenek moyang kami terdahulu lewat adat dan agama yang telah diwariskan kepada kami generasi/masyarakat Teluk Bintuni.

Dalam perkembangannya hingga usianya yang ke-8 saat ini PEMDA kabupaten Teluk Bintuni, telah mulai memberikan sentuhan-sentuhan pelayanan pendidikan di berbagai wilayah di kawasan Teluk Bintuni baik wilayah dataran, pesisir, maupun pegunungan walaupun masih bahwa ada keterbatasan-keterbatasan yang dapat dimaklumi.

Satu hal yang membanggakan bahwa masyarakat di daerah dataran, pesisir maupun pegunungan kabupaten Teluk Bintuni mempunyai kemauan/niat yang tinggi untuk bisa menyekolahkan anaknya ke Bintuni. Walaupun secara finansial kemampuan masyarakat tergolong sederhana/pas-pasan namun mereka menginginkan agar anaknya bisa dapat bersekolah/mengenyam pendidikan di Teluk Bintuni dengan baik tanpa harus keluar kota, baik pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat bintuni paham dan tau akan arti pendidikan serta kehadiran PEMDA di kabupaten Teluk Bintuni. Oleh karena itu antusias masyarakat ini harus didikung dengan keseriusan PEMDA dalam merespon berbagai sarana prasarana pendukung dalam menjembatani permasalahan-permasalahan pendidikan di Teluk Bintuni.

Keterbatasan PEMDA dalam menggayung program Pendidikan adalah merupakan sebuah permasalahan yang harus disikapi/dicari solusinya secara lebih tepat dan serius. Untuk itu permasalahan ini hanya dapat terjawab jika ada sebuah kekuatan yang lahir dari semua unsur baik di tataran lokal/di kalangan nasional untuk melahirkan, mengarahkan serta mengembangkan sebuah pola/desain pendidikan yang tepat sesuai kebutuhan lokal. Hal ini tidak terlepas juga dari sebuah kepercayaan PEMDA dalam menjalin kerjasama dengan komunitas/komunitas pemerhati pendidikan baik di kalangan Intelektual Muda, LSM, Perguruan Tinggi dan lain sebagainya.

== dikisahkan oleh Mo Tarofa ==

Selasa, 13 September 2011

ICT untuk sekolah

Ada banyak solusi teknologi informasi untuk sekolah. Secara umum, teknologi informasi diimplementasi dalam kategori sbb.:

1. Untuk menunjang administrasi sekolah (school/business administration tools)
2. Untuk menunjang proses belajar mengajar (learning tools)
3. Untuk mengelola pengetahuan (knowledge management tools)

Pemanfaatan sebagai alat untuk menunjang administrasi sekolah banyak ditemui dalam bentuk sistem administrasi sekolah. Biasanya dalam bentuk sebuah aplikasi terintegrasi yang mengakomodasi berbagai aspek proses bisnis di sekolah, mulai dari siswa masuk, pencatatan nilai, kehadiran, penjadwalan, adminstrasi keuangan, manajemen inventaris sampai pada level ke bantuan pimpinan untuk pengambilan keputusan. Pemerintah seringkali membuat banyak proyek dalam sektor ini dengan berbagai teknologi yang ada.

Pemanfaatan untuk menunjang proses belajar banyak ditemui dalam bentuk pembelajaran interaktif seperti e-learning atau computer-based teaching. Banyak juga ditemui materi ajar interaktif yang dikembangkan secara stand-alone atau dijalankan dalam lingkungan belajar e-learning berbasis internet. Saat ini pemanfaatan untuk menunjang proses belajar sudah mulai marak di sekolah-sekolah kita, meskipun masih banyak problem dalam efektifitasnya.

Dalam hal pemanfaatan untuk mengelola pengetahuan, banyak sudah aplikasi untuk menampung dan mengelola file-file berisi berbagai pengetahuan. Berbagai format file seperti teks, audio, video, gambar dapat disimpan dan diakses dengan mudah. Bisa diterapkan di lingkungan lokal (LAN) atau pun juga lingkungan global internet.

Nah, solusi apa yang sudah sekolah Anda lakukan sampai sejauh ini?

==ditulis oleh Budi==

Jumat, 09 September 2011

Secercah Harapan bagi Anak-anak Indonesia

Perubahan dan perkembangan yang terjadi belakangan ini kadang menimbulkan keraguan akan persatuan bangsa kita serta masa depan umat manusia. Begitu dalamnya jurang perbedaan antara si kaya dan si miskin, antara orang yang berpendidikan dan yang tak terjangkau oleh pendidikan yang memadai. Perbedaan tersebut menyebabkan manusia menggolong-golongkan dirinya dari tingkat tertinggi sampai dengan tingkat terendah. Hal ini menimbulkan situasi yang rentan akan konflik, yang dapat mengakibatkan hilangnya sifat perikemanusiaan, baik dari pihak orang-orang yang berada di posisi atas maupun yang berada di posisi bawah.



Fenomena yang terjadi saat ini pada seorang buruh musiman dengan penghasilan yang minim dan banyak profesi informal lainnya tidak dapat menyekolahkan anaknya di sebuah sekolah yang bermutu menjadi kisah sehari-hari di sekitar kita. Pengelolaan lembaga pendidikan sekolah secara profesional yang sesuai dengan tuntutan jaman menjadikan sekolah sebagai suatu hal yang luks. Ivan Illich (ahli pendidikan) mengatakan bahwa sekolah sebagai lembaga sosial sudah tidak lagi dapat menjalankan peran dan fungsi sosialnya secara terpadu, bahkan kini tampil sebagai suatu lembaga struktural yang justru menggali jurang (gap ) sosial.   
Segelintir orang yang mengenyam pendidikan formal membentuk kubu elite sosial, setelah ada legitimasi berupa ijasah, kepandaian sebagai tenaga ahli. Mereka sering memegang peranan dan posisi dalam menentukan kebijaksanaan sosial ekonomi yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dalam situasi seperti ini proses monopoli kepentingan sering tak terhindarkan.
Bagaimana caranya mengusahakan pendidikan yang merata dan bermutu di Indonesia? Gerakan solidaritas dan kerjasama telah dimulai.  Dalam memperbaiki kesempatan untuk mengenyam pendidikan formal telah tumbuh lembaga-lembaga yang  memberikan beasiswa kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu. Sedangkan lembaga lainnya mengirimkan sarjana-sarjana untuk mengajar secara berkala di berbagai lokasi di tanah air demi pemerataan pendidikan bermutu, serta menanamkan rasa solidaritas serta nasionalisme kepada para sarjana tersebut. Kesulitan dalam pendidikan anak-anak maupun orang dewasa juga mengakibatkan tumbuhnya berbagai bentuk pelajaran di luar sekolah formal.  Sarana penerangan, seperti media massa dan cybernetics adalah salah satu sarana yang dapat digunakan.



Pendidikan merupakan kebangkitan pikiran, intelektualitas dan rohani manusia individual. Pendidikan melalui sarana apapun hendaknya dapat menimbulkan hasrat untuk terus belajar seumur hidup, melakukan pembaruan dan perubahan ke arah yang lebih baik pada diri sendiri maupun dalam masyarakat. Pendidikan yang baik dijalankan melalui aksi dialog, bukan aksi monolog yaitu guru sebagai subyek pendidikan dan murid sebagai obyek pendidikan. Pada dasarnya masyarakat kita memiliki kepedulian yang cukup tinggi akan kepentingan bersama untuk pemenuhan hak pendidikan, oleh karena itu perlu ada gerakan lebih lanjut secara masif di seluruh lokasi di Indonesia. Gerakan tersebut berupa penyadaran dan motivasi pada komunitas masyarakat tingkat lokal untuk memberdayakan potensi organisasi masyarakat yang telah ada, membantu memberikan akses pendidikan dan pendampingan dalam proses pendidikan.
Gerakan bersama ini merupakan hal yang penting karena pendidikan  erat hubungannya dengan ketahanan bangsa kita. Komunitas masyarakat tingkat lokal telah memiliki berbagai kelompok, seperti ibu-ibu kader PKK dan juga Karang Taruna untuk remaja. Program terpadu dalam bidang pendidikan, yang merupakan kolaborasi organisasi yang sudah ada dalam komunitas masyarakat, termasuk lembaga pemerintah tingkat desa/kampung dapat diperluas, tidak hanya dengan program PAUD bagi balita, tetapi juga program pendidikan bagi anak-anak tingkat SD dan SMP. Dalam hal ini pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan pendukung pendidikan formal.


Program pendidikan yang dirancang hendaknya memperhatikan kenyataan-kenyataan yang terdapat dalam konteks-konteks lokal, nasional, regional dan global, sehingga ada kejelasan arah dan implementasi program pendidikan. Di beberapa daerah di wilayah Indonesia telah dimulai program pendidikan non formal bagi anak usia SD dan SMP, yang merupakan hasil kolaborasi organisasi-organisasi lokal sebagaimana telah disebut di atas, yang didukung oleh universitas-universitas sebagai lembaga pendukung tenaga pendidikan, serta perusahaan-perusahaan sebagai sponsor prorgam. Bentuk pendidikan non formal tersebut berupa pendirian balai anak, penyadaran akan hak-hak anak, penguatan kapasitas anak dalam forum anak, penyediaan alat peraga edukasi dan buku-buku, pelatihan soft skill dan hard skill, membuka ruang partisipasi anak dalam seni budaya sosial dan lain-lain.
Masa depan pendidikan di Indonesia berawal dari apa yang kita didik dan bagaimana cara kita mendidik anak bangsa ini. Kami menunggu dukungan teman-teman untuk berbagi potensi demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa kita.

== ditulis oleh Indrajani Prawoto ==

Kamis, 08 September 2011

Membangkitkan Ruh Kepemimpinan

 Dimuat di Rubrik Gagasan, Koran Jakarta, Senin/5 September 2011

http://m.koran-jakarta.com/index.php?id=70437&mode_beritadetail=1

Leluhur kita tak menyelewengkan kekuasaan untuk menindas rakyat. Saat penjajahan Jepang, almarhum Ngarso Dalem HB IX sengaja memerintahkan penggalian Selokan Mataram. Agar aliran Progo bisa mengairi lahan pertanian di Kulon Progo-Kalasan secara merata. Pun warga desa setempat terhindar dari kerja rodi yang tak kenal peri kemanusiaan.

Sepakat dengan pendapat Anand Krishna, sebelum menjadi pejabat publik pemimpin seyogianya terlebih dahulu membangkitkan jiwa kepemimpinan dalam diri (Self Leadership, 2004). Tokoh humanis lintas agama tersebut mengingatkan tanggung jawab pejabat publik. Yakni pelayanan terhadap bangsa dan negara.

Bagi yang belum terpilih toh tetap bisa melayani. Sehingga tidak perlu mengamuk bila kalah. Sektor pelayanan sosial bukan monopoli para pejabat ataupun wakil rakyat. Pelayanan terhadap sesama anak bangsa menjadi tanggung jawab setiap warga negara. Tentu sesuai kompetensi individu di lingkar pengaruh masing-masing.

Dalam catatan sejarah, ada sebuah versi Asta Brata dari Kitab Pedoman Hukum Manusia gubahan Manu. Judulnya Manusmriti atau Manawardharma Shastra. Asalnya dari India dan berusia 5.000 tahun lebih. Rumusan Mpu Yogishwara dianggap lebih muda. Wejangan tersebut dikemas dalam Kakawin Ramayana. Usia karya klasik itu sekitar 1.000 tahun.

Yang teraktual ialah Asta Brata versi Keraton Surakarta. Karya ini diadaptasi dari kedua Kitab terdahulu. Namun sudah di-update sesuai perubahan zaman. Versi ini dipopulerkan oleh almarhum Sri Paku Buwono III sekitar 125 tahun silam. Nilai-nilai luhur tersebut dianalogikan ibarat 8 kelopak bunga teratai. Setiap helai kelopak mengandung sebuah pesan.

Kelopak pertama, matahari. Ia memberikan cahaya kepada semua makhluk. Matahari menjadi sumber energi utama segenap titah ciptaan. Kendati demikian, ia tidak pernah menyombongkan diri. Setiap pagi matahari selalu terbit di ufuk timur. Para pemimpin perlu belajar setia mengasihi dan sharing tanpa diskriminasi dari matahari.

Kelopak kedua, bulan. Ia bersinar menerangi gulita malam. Meski terjadi krisis, dan konflik seorang pemimpin tetap bersinar dan melayani masyarakat. Kelopak ketiga, bintang. Ibarat bintang kutub (pole star), ia menjadi pandu bagi pelaut yang tersesat. Pemimpin perlu tegas membubarkan ormas pemuja kekerasan berkedok agama yang acapkali menghakimi keyakinan orang lain dan mengganggu ketertiban umum.

Kelopak keempat, api. Ia membakar ego dan sederet sifat destruktif lain. Inilah laku akbar seumur hidup. Api dapat membakar pula ketidakadilan dan ilalang fanatisme. Harmoni dalam keberagaman niscaya dapat terwujud. Kerendahan hati dan sikap apresiatif menjadi kata kunci di sini.

Kelopak kelima, angin. Ia bersifat halus, lembut, tak terlihat, tetapi kuat dan berada di mana saja. Tak ada yang bisa menghalangi penetrasi Sang Bayu. Walau dibatasi tembok beton sekalipun. Seorang pemimpin trengginas, lincah, dan mampu bergerak bebas. Ia tidak terlalu diproteksi oleh para pembantu di istana megahnya. Sungguh ironis menyaksikan gaya hidup mewah para pejabat tatkala para petani gagal panen akibat terjangan hama wereng.

Kelopak keenam, bumi. Walau diinjak-injak, dieksploitasi, dan dilecehkan Ibu Bumi terus memberi dan memaafkan. Sebagai pelayan publik, seorang pemimpin bersedia menerima segala macam kritikan. Dalam konteks ini, tidak perlu terlalu emosional menyikapi kekritisan kelompok madani.

Kelopak ketujuh, air. Ia mengingatkan kita akan aliran yang konsisten. Air berbagi hidup dan penghidupan dengan semua. Bahkan ketika aliran terhambat oleh sebuah bukit, ia tak akan kemrungsung menabrak, justru dengan sabar mengitari dan tetap mengalir meneruskan perjalanan.

Air juga tidak pilih kasih. Saat mengalir di Timur Tengah, ia tak menjadi Arab dan memberi kehidupan pada orang Muslim saja. Ketika mengalir di India, ia tidak menjadi Hindu dan menjadi sumber kehidupan bagi orang Hindu saja. Tatkala mengalir di Barat, ia tidak menjadi Kristen dan menganggap dirinya lebih beradab ketimbang leluhur kita yang tinggal di kepulauan Nusantara ini.

Kelopak kedelapan, samudera. Ia melambangkan keluasan dan kedalaman. Ia juga memiliki kemampuan untuk menyerap, membersihkan dan mempersiapkan air kotor untuk diuapkan menjadi awan. Kemudian mengembalikan air tersebut dalam bentuk tetes air hujan pemberi kehidupan.

Seorang pemimpin seperti lautan. Dalam arti luas pengetahuannya dan pecinta buku. Konkretnya, seperti para bapa bangsa. Terutama Dwi Tunggal: Sukarno-Hatta. Mereka berdua pembaca ulung. Menurut Maya Safira, BUKU atau BOOK dalam bahasa Inggris singkatan dari Broad Ocean of Knowledge (Pengetahuan luas laksana samudera).

Demikianlah Asta Brata, praksis kepemimpinan ala Nusantara. Leluhur kita tidak mengimpor kearifan lokal tersebut dari luar, tapi titen mengamati lingkungan alam sekitar. Selamat membangkitkan ruh kepemimpinan dalam diri dan melakoninya dalam keseharian ziarah hidup ini.

== T. Nugroho Angkasa S.Pd, Penulis adalah, Guru Bahasa Inggris SMA Budya Wacana Yogyakarta ==

Minggu, 04 September 2011

CORETAN PERTAMA : SEGALA HAL TENTANG ANAK

MEMBANTU ANAK YG TRAUMA - Tentu anda pernah mendangar tsunami yg melanda Aceh thn 2004, gempa bumi di Nias th 2005, gempa bumi di Yogya. dan rentetan peristiwa bencana lain mulai dari tanah longsor di Wasior, gunung Merapi meletus smp tsunami di Mentawai dan beberapa daerah lain. Dalam setiap bencana, anak-anak rentan terhadap faktor resiko pasca kejadian traumatik tersebut. Hal ini tak jarang meninggalkan trauma dan luka mendalam pd diri anak. Lalu apakah yg dapat kita lakukan utk membantu anak-anak yg trauma. Berikut hal-hal yg bisa kita lakukan utk mereka :

1) Rutinitas akan memberikan rasa aman
Pasca bencana atau peristiwa traumatik, biasanya rutinitas kegiatan mjd tiada. Kekosongan ini membuat anak tak terkontrol dan bermain tanpa punya tujuan. Memberikan anak aktivitas maupun kegiatan pasca kejadian traumatik dapat membantu anak memecahkan "kebekuan" dlm dirinya akibat ketakutan yang belum dpt mereka ekspresikan. Kegiatan bermain akan mjd pilihan yg sangat baik utk mereka krn inilah dunia yg paling dekat dan paling mudah dipahami anak-anak.

2) Menjadi caregiver atau penolong yang mampu memberikan rasa aman
Tidak mudah bekerja dengan anak-anak apalagi jk kita sdh berada dimasa yang sangat jauh dari dunia mereka. Akan tetapi bukan juga merupakan hal yang mustahil. Kita bisa menjadi penolong bg anak dengan turut terlibat dalam dunia mereka. Jangan khawatir, satu sisi kehidupan kita akan selalu dapat menunjukkan sifat kekanakkan. Kita hanya perlu merunduk sedikit dan turut dalam dunia mereka

3) Memberikan ruang bagi anak utk bercerita
Anak yang merasa aman dan nyaman dengan caregivernya akan memudahkannya bercerita. Mengisahkan kembali peristiwa traumatik yg pernah dialami memang bukan hal yang mudah bahkan bisa jadi mengorek luka yang masih bernanah. Namun memberikan ruang bagi seseorang utk bercerita terlebih anak-anak, akan mampu menjadi media katarsis (peluapan) emosi, dan ini akan sangat membantu.

4) Berikan pertolongan yang mereka butuhkan
Umumnya, tolok ukur seorang anak dikatakan mengalami gejala stres pasca kejadian traumatik atau yg secara psikologis disebut Post Traumatic Stres Disorder (PTSD) adalah setidaknya setelah 3 bulan pasca kejadian. Jika dalam masa kurang dari 3 bulan, berikanlah pertolongan pertama pd kondisi psikologis namun jk gejala-gejala PTSD masih berlangsung, maka sebaiknya dirujuk ke psikolog maupun psikiater untuk memperoleh pelayanan yg lebih lanjut dan lebih akurat

Demikian Sahabat. Bagaimanapun jg, tak ada dokter yg lebih hebat selain hati yg tulus utk membantu dan semangat untuk sembuh. Selamat melayani orang-orang yg membutuhkan bantuan Anda.

Salam, Saudara.
--ditulis oleh Eko-- 

Jumat, 02 September 2011

Mari Belajar dari Elang dan Rajawali



Semua orang tahu bahwa elang adalah burung yang mampu terbang paling tinggi di dunia ini. Elang bahkan membuat sarang di ketinggian. Padahal semua tahu bahwa di ketinggian, angin selalu bertiup sangat kencang.

Elang merupakan jenis unggas yang mempunyai umur paling panjang di dunia. Umurnya dapat mencapai 70 tahun. Tetapi untuk mencapai umur sepanjang itu seekor elang harus membuat suatu keputusan yang sangat berat pada umurnya yang ke 40.

Ketika elang berumur 40 tahun, cakarnya mulai menua, paruhnya menjadi panjang dan membengkok hingga hampir menyentuh dadanya. Sayapnya menjadi sangat berat karena bulunya telah tumbuh lebat dan tebal, sehingga sangat menyulitkan waktu terbang. Pada saat itu, elang hanya mempunyai dua pilihan: Menunggu kematian, atau mengalami suatu proses transformasi yang sangat menyakitkan --- suatu proses transformasi yang panjang selama 150 hari.

Untuk melakukan transformasi itu, elang harus berusaha keras terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tepi jurang, berhenti dan tinggal di sana selama proses transformasi berlangsung.

Pertama-tama, elang harus mematukkan paruhnya pada batu karang sampai paruh tersebut terlepas dari mulutnya, kemudian berdiam beberapa lama menunggu tumbuhnya paruh baru. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yang baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yang panjang dan menyakitkan. Lima bulan kemudian, bulu-bulu elang yang baru sudah tumbuh. Elang mulai dapat terbang kembali. Kutipan di atas saya dapat dari Hendry Risjawan di www.wikimu.com.

Elang selama ini menjadi icon bagi banyak motivator trainer untuk menunjukkan bahwa seseorang perlu memotivasi diri untuk terus terbang ke atas semakin tinggi hingga sampai di atap dunia. Bahkan ada novel kecil dengan judul "Jonathan Livingstone Seagull", tentang seekor Camar yang berusaha untuk terbang lebih tinggi seperti elang.

Ternyata elang tidak mendapatkan semua itu secara serta merta. Bahkan secara genetis saja elang tidak mendapatkan kemudahan untuk terbang tinggi.Benar bahwa bentuk tubuh, rentang sayap dan kekuatan kepak dan bulu-bulu sayap memang memungkinkan elang untuk terbang tinggi. Tetapi kemampuan terbang tinggi itu tidak mudah untuk dipertahankan.

Hanya saja, elang tidak melakukan pilihan. Elang melakukan begitu saja tanpa berfikir. Semua proses 150 hari tersebut dilakukan tanpa pernah menimbang-nimbang apakah akan terasa menyakitkan. Bagaimana dia mengumpulkan makanan agar tetap memiliki energi selama proses transformasi, tidak pernah dia fikirkan. Semua dijalankan sebagai sebuah keharusan hidup.

Sebagai manusia kita memang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun sayangnya ada zona kenyamanan yang seringkali membatasi pilihan-pilihan hidup kita. Tetapi benarkah kita lebih menyukai kenyamanan kekinian dibandingkan kenyamanan lain.

Kenyamanan lain? Ya, ada beberapa hal yang selama ini kita tidak miliki dan sangat ingin kita miliki, tetapi itu berarti kita harus mengubah sesuatu. Cara hidup kita selama ini perlu kita ubah bila kita ingin mendapatkan sesuatu.

Analoginya sangat mudah, ketika Anda ingin pergi ke suatu tempat padahal Anda tidak sedang berada di tempat itu, maka Anda harus bergerak pindah tempat. Bukankah itu berarti tempat Anda berdiri berubah. Maka, ketika Anda memang tidak ingin pergi kemana-mana, Anda memang tidak perlu berubah. Ketika Anda tidak ingin mendapatkan sesuatu, Anda memang tidak perlu berubah. Tidak perlu keluar dari zona kenyamanan Anda.

Zona yang Anda tuju justru bisa saja lebih nyaman, namun sayang sekali, antara zona kenyamanan yang sekarang dengan zona kenyamanan yang Anda tuju berjarak dan melewati zona tidak-nyaman. Lihatlah ada 150 hari penuh zona tidak-nyaman bagi elang.

Ada kabar baik, ada kabar buruk di atas tadi. Semua sekarang tergantung pilihan Anda. Anda toh bukan elang yang tidak bisa memilih.

Sifat rajawali :
1. Pandangan jauh kedepan
Menurut ilmuwan, kemampuan penglihatan burung rajawali diperkirakan 8 kali pandangan mata manusia. Menurut penyelidikan mereka, rajawali diperkirakan mampu melihat hinggajarak 6 km. Itu artinya, jika Anda memiliki mata seperti rajawali, maka Anda akan memiliki pandangan yang jauh kedepan. Memiliki visi yang jauh kedepan.

Jika Anda memiliki mata seperti rajawali, maka Anda akan memikirkan masa depan Anda. Bukan hanya memikirkan kesenangan sesaat.

Anda tidak akan pernah bisa memiliki masa depan yang baik, jika tidak memikirkan dan memulainya dari sekarang. Jangan hanya memikirkan kesenangan untuk hari ini melainkan pikirkanlah jauh kemasa depan Anda.

Sebab itu kalau sekolah, sekolah yang betul. Kalau kuliah, kuliah yang betul. Kalau kerja, kerja yang betul.

2. Bergerak Dengan Cepat
Menurut penyelidikan, kecepatan rajawali diperkirakan 320 km/jam.

3. Dididik dan Dilatih Untuk Mandiri
Bayi rajawali bertumbuh dengan cepat, hanya dalam waktu dua sampai tiga minggu mereka sudah mampu berdiri. Setelah bulu-bulunya tumbuh, induknya mulai melatih untuk terbang dan berburu.

Kalau sudah bisa terbang dan bisa berburu mencari mangsa sendiri, anak rajawali akan terbang meninggalkan sarang induknya, mandiri. Cari rumah sendiri dan cari makan sendiri. Tidak terus bergantung kepada induknya.

Orang yang sudah dewasa, apalagi kalau sudah menikah, semestinya harus belajar dari anak rajawali ini. Belajar mandiri. Cari rumah sendiri, meskipun kontrakan. Cari makan sendiri, walaupun cuman lauk tempe dan sayur kangkung. (saya tidak bermaksud menyinggung yang masih tinggal di rumah mertua: tetapi saya memberikan pandangan kedepan ... supaya mulai memikirkan untuk menata masa depan keluarga kita).

4. Setia kepada Pasangannya
Masih menurut penyelidikan, di dunia ini hanya ada dua jenis unggas yang menganut faham monogami (satu pasangan), yaitu rajawali dan merpati. Kedua hewan unggas ini tidak suka ganti pasangan. Selama pasangannya masih hidup, kedua hewan ini akan selalu setia mendampingi pasangannya. Inilah sifat yang justru sudah mulai luntur di dalam diri manusia. Kesetiaan...

Quantum Teaching - Menjadikan Kelas Menggairahkan




Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan, ditemukan sebuah pendekatan pengajaran yang disebut dengan Quantum TeachingQuantum Teaching sendiri berawal dari sebuah upaya Dr Georgi Lozanov, pendidik asal Bulgaria, yang bereksperimen dengansuggestology. Prinsipnya, sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar.

Pada perkembangan selanjutnya, Bobbi DePorter (penulis buku best sellerQuantum Learning dan Quantum Teaching), murid Lozanov, dan Mike Hernacki, mantan guru dan penulis, mengembangkan konsep Lozanov menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori. Antara lain sugesti, teori otak kanan dan kiri, teori otak triune, pilihan modalitas (visual, auditorial, dan kinestetik) dan pendidikan holistik.

Konsep itu sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang dibangun de Porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktroral pada 1991, yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari penelitian itu, Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis siswa. Antara lain peningkatan motivasi 80%, nilai belajar 73% , meningkatkan harga diri 84% dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.

Persamaan Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
M = massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi (hubungan yang tercipta di kelas)

Berdasarkan persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada peserta didik.

Arti Quantum Teaching
Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.

Dalam Quantum Teaching bersandar pada konsep ‘Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka’. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Quantum Teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar.

Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda.

Otak kiri menangani angka, susunan, logika, organisasi, dan hal lain yang memerlukan pemikiran rasional, beralasan dengan pertimbangan  yang deduktif dan analitis. Bagian otak ini yang digunakan berpikir mengenai hal-hal yang bersifat matematis dan ilmiah. Kita dapat memfokuskan diri pada garis dan rumus, dengan mengabaikan kepelikan tentang warna dan irama.
Otak kanan mengurusi masalah pemikiran yang abstrak dengan penuh imajinasi. Misalnya warna, ritme, musik, dan proses pemikiran lain yang memerlukan kreativitas, orisinalitas, daya cipta dan bakat artistik. Pemikiran otak kanan lebih santai, kurang terikat oleh parameter ilmiah dan matematis. Kita dapat melibatkan diri dengan segala rupa dan bentuk, warna-warni dan kelembutan, dan mengabaikan segala ukuran dan dimensi yang mengikat.


Prinsip Quantum Teaching
Prinsip dari Quantum Teaching, yaitu:
1. Segalanya berbicara, lingkungan kelas, bahasa tubuh, dan bahan pelajaran semuanya menyampaikan pesan tentang belajar.
2. Segalanya bertujuan, siswa diberi tahu apa tujuan mereka mempelajari materi yang kita ajarkan.
3. Pengalaman sebelum konsep, dari pengalaman guru dan siswa diperoleh banyak konsep.
4.  Akui setiap usaha, menghargai usaha siswa sekecil apa pun.
5. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan, kita harus memberi pujian pada siswa yang terlibat aktif pada pelajaran kita. Misalnya saja dengan memberi tepuk tangan, berkata: bagus!, baik!, dll.

Kerangka rancangan Belajar Quantum Teaching yang dikenal sebagai TANDUR
  1. TUMBUHKAN. Tumbuh- kan minat dengan memuaskan “Apakah Manfaat BAgiKu “ (AMBAK), dan manfaatkan kehidupan pelajar

  1. ALAMI. Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar

  1. NAMAI. Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi sebuah “masukan”

  1. DEMONSTRASIKAN. Sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu”

  1. ULANGI. Tunjukkan pelajar cara-cara mengulang materi dan menegaskan , “Aku tahu dan memang tahu ini”.

  1. RAYAKAN. Pengakuan  untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan

D. Petunjuk Pelaksanaan  Quantum Teaching (Contoh Kasus di SMA Anu)
1.    Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik, berbicaralah yang jujur , jadi pendengar yang baik dan selalu gembira (tersenyum).
2.    Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan/kegembiraan. “learning is most effective when it’s fun. ‘Kegembiraan’ disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) , dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik.
3.    Lingkungan Belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan: Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk U, lingkaran. Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas. Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan, kata mutiara pemacu semangat, misalnya kata: “Apapun yang dapat Anda lakukan, atau ingin Anda lakukan, mulalilah. Keberanian memiliki kecerdasan, kekuatan, dan keajaiban di dalamnya” (Goethe).
4.    Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Guru dapat mempengaruhi suasana emosi siswa dengan cara :
a.    kegiatan-kegiatan pelepas stres seperti menyanyi bersama, mengadakan permainan, outbond dan sebagainya.
b.    aktivitas-aktivitas yang menambah kekompakan seperti melakukan tour, makan bersama dan sebagainya. 
c.    menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan yaitu melalui bimbingan konseling baik oleh petugas BP/BK maupun guru itu sendiri.
5.    Memutar musik klasik  ketika proses belajar mengajar berlangsung. Namun sekali-kali akan diputarkan instrumental dan bisa diselingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda dalam pembelajaran.
6.    Sikap guru kepada peserta didik :
a.    Pengarahan “Apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik” dan tujuan
b.    Perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat
c.    Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik
d.    Memberikan stimulus yang mendorong peserta didik
e.    Mendukung peserta 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung
f.     Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan argumentasi, dan sejumlah penalaran.