Rabu, 21 September 2011

Realitas Pendidikan Kawasan Teluk Bintuni Papua Barat

“Pendidikan Bintuni dengan beribu Persoalan, Tantangan”



Sebagai anak Teluk Bintuni, aku bersyukur buat Sang Pencipta karena aku bisa lahir dan dibesarkan di teluk tercinta “Teluk Bintuni”, teluk fatamorgana yang menyimpan beribu keunikan harta di balik lumpur magrove serta air dan kali yang terkenal kabur. Aku bangga dengan hadirnya sebuah kabupaten baru di teluk Bintuni Papua Barat  yang yang dimekarkan bersamaan dengan kabupaten tetangga lainnya di provinsi Papua Barat sejak hadirnya OTSUS bagi orang Papua. Dulunya sebelum Bintuni dimekarkan menjadi ibu kota kabupaten daerah ini dikenal sebagai wilayah kecamatan/distrik. Dengan hadirnya kabupaten Teluk Bintuni, maka  hadir pula berbagai  aktivitas kegiatan pemeritahan di teluk tercinta “Teluk Bintuni” yang salah satu diantaranya yaitu pendidikan & kesehatan. Dua bidang ini merupakan program prioritas  PEMDA Teluk Bintuni dalam mensejaterahkan generasi maupun masyarakat menuju kehidupan yang lebih sejahtera dan madani. Aku bersyukur dan bangga. Walaupun dulu masih berstatus distrik perhatian-perhatian di bidang pendidikan itu telah ada walau tidak sebanding status ibu kota kabupaten saat ini.  Lebih dari itu pula aku bersyukur dan bangga karena sejak beberapa abad silam pendidikan sudah dilahirkan oleh nenek moyang kami terdahulu lewat adat dan agama yang telah diwariskan kepada kami generasi/masyarakat Teluk Bintuni.

Dalam perkembangannya hingga usianya yang ke-8 saat ini PEMDA kabupaten Teluk Bintuni, telah mulai memberikan sentuhan-sentuhan pelayanan pendidikan di berbagai wilayah di kawasan Teluk Bintuni baik wilayah dataran, pesisir, maupun pegunungan walaupun masih bahwa ada keterbatasan-keterbatasan yang dapat dimaklumi.

Satu hal yang membanggakan bahwa masyarakat di daerah dataran, pesisir maupun pegunungan kabupaten Teluk Bintuni mempunyai kemauan/niat yang tinggi untuk bisa menyekolahkan anaknya ke Bintuni. Walaupun secara finansial kemampuan masyarakat tergolong sederhana/pas-pasan namun mereka menginginkan agar anaknya bisa dapat bersekolah/mengenyam pendidikan di Teluk Bintuni dengan baik tanpa harus keluar kota, baik pendidikan dasar sampai pada perguruan tinggi. Hal ini dapat dikatakan bahwa masyarakat bintuni paham dan tau akan arti pendidikan serta kehadiran PEMDA di kabupaten Teluk Bintuni. Oleh karena itu antusias masyarakat ini harus didikung dengan keseriusan PEMDA dalam merespon berbagai sarana prasarana pendukung dalam menjembatani permasalahan-permasalahan pendidikan di Teluk Bintuni.

Keterbatasan PEMDA dalam menggayung program Pendidikan adalah merupakan sebuah permasalahan yang harus disikapi/dicari solusinya secara lebih tepat dan serius. Untuk itu permasalahan ini hanya dapat terjawab jika ada sebuah kekuatan yang lahir dari semua unsur baik di tataran lokal/di kalangan nasional untuk melahirkan, mengarahkan serta mengembangkan sebuah pola/desain pendidikan yang tepat sesuai kebutuhan lokal. Hal ini tidak terlepas juga dari sebuah kepercayaan PEMDA dalam menjalin kerjasama dengan komunitas/komunitas pemerhati pendidikan baik di kalangan Intelektual Muda, LSM, Perguruan Tinggi dan lain sebagainya.

== dikisahkan oleh Mo Tarofa ==

3 komentar:

  1. Saya teramat bahagia dapat menemukan artikel saudara. Sehingga saya dapat tahu bagaimana kabar saudara jauh sebangsa saya.Begitu pula dengan diri saya sendiri sangat kagum atas perhatian saudara mengenai pendidikan yang ada di Daerah saudara yaitu Teluk Bintuni Papua Barat. Walaupun dengan segala keterbatasan sarpras yg disediakan oleh pemerintah maupun kemampuan finansial masyarakat yg lemah akantetapi antusiasme untuk mengeyam pendidikan sangat tinggi. Semoga seiring dengan berjalannya waktu masyrakat Teluk Bintuni dapat mendapatkan fasilitas pendidikan seperti yang diinginkan,aamiin.

    BalasHapus
  2. Kab. Teluk Bintuni masuk dalam program dikti

    http://dikti.go.id/blog/2015/11/05/menyapanegeriku/

    BalasHapus