Jumat, 25 November 2011

Pendidikan lewat origami



Aktivitas kemudian berlanjut, saya sudah cukup gatal untuk berinteraksi secara langsung dengan anak-anak. Dalam sebuah kesempatan, saya beraktivitas bersama mereka dengan 2 lembar kertas folio. Ide kemudian muncul dengan berbagi kertas menjadi 8 lembar ukuran yang lebih kecil. 3 lembar untuk melihat kemampuan menulis mereka. Dan yang lain bermain origami. Ide kemudian muncul yaitu membuat kapal, ah itu sudah biasa, membuat perahu! Ya itu luar biasa. Mari mulai … 


         
4 anak mengikuti gerakan dan cara-cara pembuatan perahu kertas yang idenya didapat mendadak saat menuju kelurahan ini melihat beberapa perahu yang berlabuh di sebuah sungai yang ternyata muara.


Semua lulus dengan baik. Anak-anak yang lain pun bergantian mencoba, namun ada satu hal yang menjadi bahan canda yaitu dengan spontan dan bersemangat saya bertanya… apa yang kita buat?! Dan mereka semua berteriak kencang… SAMPAN!!!!! Wew… hahaha… sudah lama sekali saya ndak mendengar sampan… ya betul sampan ya… hahaha. Ya, agar mereka belajar origami, belajar merancang sesuatu sebelum mencipta karya. Bagaimana ini bisa dikembangkan menjadi peluang-peluang untuk belajar hal-hal lainnya. Merancang rumah, maket bangunan, dll. Namun saya cermati bahwa anak-anak memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai profesi. Mereka tidak tahu arsitek itu apa. Alangkah baik seandainya, suatu hari ada aktivitas bermain peran profesi, sehingga cita-cita dan pilihan hidup mereka di masa depan dapat disusun sejak dini. Bermain peran dalam pasar bebas, sangat menarik!

* tata punya cerita *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar