Aktivitas kemudian berlanjut,
saya sudah cukup gatal untuk berinteraksi secara langsung dengan anak-anak. Dalam
sebuah kesempatan, saya beraktivitas bersama mereka dengan 2 lembar kertas
folio. Ide kemudian muncul dengan berbagi kertas menjadi 8 lembar ukuran yang
lebih kecil. 3 lembar untuk melihat kemampuan menulis mereka. Dan yang lain
bermain origami. Ide kemudian muncul yaitu membuat kapal, ah itu sudah biasa,
membuat perahu! Ya itu luar biasa. Mari mulai …
4 anak mengikuti gerakan dan
cara-cara pembuatan perahu kertas yang idenya didapat mendadak saat menuju kelurahan
ini melihat beberapa perahu yang berlabuh di sebuah sungai yang ternyata muara.
Semua lulus dengan baik.
Anak-anak yang lain pun bergantian mencoba, namun ada satu hal yang menjadi
bahan canda yaitu dengan spontan dan bersemangat saya bertanya… apa yang kita
buat?! Dan mereka semua berteriak kencang… SAMPAN!!!!! Wew… hahaha… sudah lama
sekali saya ndak mendengar sampan… ya betul sampan ya… hahaha. Ya, agar mereka
belajar origami, belajar merancang sesuatu sebelum mencipta karya. Bagaimana
ini bisa dikembangkan menjadi peluang-peluang untuk belajar hal-hal lainnya.
Merancang rumah, maket bangunan, dll. Namun saya cermati bahwa anak-anak
memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai profesi. Mereka tidak tahu arsitek
itu apa. Alangkah baik seandainya, suatu hari ada aktivitas bermain peran
profesi, sehingga cita-cita dan pilihan hidup mereka di masa depan dapat
disusun sejak dini. Bermain peran dalam pasar bebas, sangat menarik!
* tata punya cerita *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar