Jumat, 25 November 2011

Pendidikan lewat teater




Pagi-pagi kami meluncur ke kelurahan Nunhila, disambut riangnya anak-anak Forum Anak kelurahan Nunhila mengalungkan kain tenun Timor pada kami. Senyum semakin terkembang saat pembawa acara yang juga ketua Forum Anak kelurahan Nunhila, Yulita Doa cukup fasih berkomunikasi dengan bahasa Inggris. Kemudian dengan penuh energik anak-anak Nunhila mempersembahkan teater tentang suka duka beraktivitas di Forum Anak.
Dimulai dengan keceriaan pertemuan anak-anak di sekretariat forum anak. Bercanda dan belajar nge'dance'. ya berlatih bersama untuk sebuah pertunjukkan yang akan digelar. 
Senyum yang awalnya terkembang di bibir saya dan keasyikan mengambil gambar dengan kamerapun terhenti … ya, tiba-tiba saja rasa sakit di hati, mata berkaca-kaca menyaksikan sisi duka dalam aksi drama ini. Saat orangtua tidak mendukung partisipasi anak untuk bersosialisasi dengan anak-anak sebayanya. Bagaimana tuduhan dan perilaku yang salah dari orangtua dengan menghajar anak, apalagi mempermalukannya di hadapan kawan-kawannya. Begitu sedih, saya melihatnya. Saya ikut merasakan betapa tidak hanya sakit fisik karena pukulan, tapi juga sakit di hati dan pikiran yang terpenjara karena dikungkung oleh aturan keluarga yang tidak menghargai pendapat dan keinginannya. Solusi yang diberikan menjadi ‘happy ending’ yang membuat senyum saya kembali terkembang. Kawan-kawan di FA membela dan si ayah meminta maaf. Bagus sekali, Epen (wakil ketua FA Nunhila) menulis scenario secara cepat malam sebelumnya. Berlatih dan menceritakan situasi dan kondisi yang mereka alami sehari-hari di Forum Anak Nunhila.

* tata punya cerita *

Tidak ada komentar:

Posting Komentar